Pages

Friday, April 28, 2017

Mengapa Harus Jadi Blogger ?



Seseorang pernah bertanya kepada saya, "Apa yang kamu siapkan untuk masa depan ?", pertanyaan ini tentu saja tidak semudah menjawab satu tambah satu dalam dunia matematika. Kemajuan teknologi telah melahirkan generasi social native yang mau tak mau akan menguasai peradaban. Sebagai generasi yang hidup dimasa transisi, tentu kita tak ingin kehilangan kesempatan dalam carut marut kehidupan. Pertanyaannya, apakah kita mau
terlibat dalam perubahan atau sekedar jadi penonton dalam proses perubahan ? Dalam pertanyaan ini, saya menjawab jadi pelaku perubahan yang tentu akan memberi andil (terlepas dari besar kecilnya). Andil ini saya fokuskan dalam bentuk yang positif. Seperti ilmu sebab akibat, ada yang baik pun ada yang jahat. Pilihan ini ada ditangan siapa pemilik peran masing-masing. Saya tidak punya pendidikan yang tinggi, apalagi bergelar magister, doktor apalagi profesor. Sarjana pun harus diraih dengan kuliah yang tak sebentar. Butuh waktu delapan tahun dengan dua universitas berbeda hingga akhirnya nama terakhir berlabel sarjana. Itupun tak pernah saya banggakan (karena memang tak bisa dibanggakan).
Mungkin Ada Yang Bertanya, Mengapa Tulisan Ini Dibuat ?
Ini bukanlah curahan hati saya atas kejamnya kehidupan. Tapi tulisan ini saya buat sebagai refleksi atas pilihan hidup menjadi seorang blogger. Harapannya bisa menjadi pelajaran buat saya sendiri dan buat orang lain (jika ingin dimaknai). Saya masih sering bertemu banyak orang diluar sana yang meragukan profesi blogger. Mereka, apalagi yang sudah bekerja (jadi PNS atau pegawai swasta) selalu menganggap diri sosok yang paling ideal. Setiap hari ke tempat kerja dan malamnya pulang dengan segala penat. Mungkin saja mereka benar. Kehidupan sosial kita telah membentuk watak atas pekerjaan ideal di masa depan. Di lingkungan tempat saya tinggal, menjadi PNS atau Polisi adalah strata teratas dari daftar pekerjaan paling menjanjikan. Salah satu alasannya, karena kedua pekerjaan ini menjanjikan masa depan yang baik, ada gaji bulanan dan dana pensiunan. Seorang keluarga yang anaknya menjadi PNS atau Polisi akan menjadi terpandang di masyarakat. Tidak peduli ada berapa puluh atau ratus juta uang yang dihabiskan untuk mendapatkan jabatan tersebut. Tapi toh, ketabuan ini telah menjadi rahasia bersama yang terus dibanggakan orang-orang. Dan sialnya, seakan diluar sana tidak ada pilihan lain sebagai profesi. Padahal, sekali lagi saya katakan, saat ini telah lahir generasi social native. Dimana pilihan profesi juga sudah semakin banyak, salah satunya menjadi blogger.
Mengapa Harus Menjadi Blogger ?
Pyra Labs di tahun 1999 mungkin tidak akan menyangka apa yang mereka ciptakan akan menjadi viral dimana-mana. Blog telah bertransformasi dari bentuk paling personal dalam hidup seseorang menjadi hal yang paling menjanjikan. Ini telah banyak dibuktikan oleh orang-orang. Salah satunya adalah Michael Arrington, si pendiri TechCrunch. Mungkin Michael Arrington memulai blog dengan layanan berbayar. Jangan berpikir hanya mereka yang menggunakan blog berbayar yang bisa meraih kesuksesan. Ada satu perempuan asal Nigeria yang merubah pandangan blogger dihampir seluruh dunia atas blogger gratisan. Dialah Linda Ikeji yang meraup untung sangat besar dari blogspot.
Blogger sukses asal Indonesia juga telah banyak. Hanya saja, blogger kita masih malu-malu mengungkapkan penghasilannya. Entah karena takut kena pajak atau ada alasan lain. Sejauh yang saya tau, belum ada blogger yang secara terang-terangan menyebut penghasilannya dari blog. Adapun yang ada hanya orangnya tanpa menyebut blog sumbernya mendapat penghasilan. Jika kesuksesan itu dinilai dari materi, maka masih sangat jauh untuk dikatakan sukses. Dari segi trafik, itupun masih sangat jauh. Tapi jika sukses dinilai dalam segi manfaat, saya sendiri bisa berbesar hati,   walaupun kecil telah mampu memberi manfaat buat orang lain. Kalau belum berpenghasilan tinggi, lalu mengapa tetap menjadi blogger ?
Jika tujuannya adalah uang, maka sejak awal saya sudah gagal. Saya mengenal blog sejak 2012. Sempat terhenti karena satu dan lain hal, namun aktif kembali kemudian menciptakan sebagai sarana baru untuk menyimpan pengetahuan. Bagi saya blog bukan sekedar sumber penghasilan. Blog adalah catatan ilmu yang bisa dimanfaatkan oleh banyak orang. Saya sadar, daya ingat saya cukup lemah, sehingga salah satu caranya agar pengetahuan itu tetap terjaga adalah dengan menuliskannya. Selain membantu saya mengingat hal-hal, tentu dengan tulisan ini banyak orang juga turut terbantu (harapnya). Menjadi blogger itu pekerjaan yang sabar. Setahun dua tahun barulah awal dari sekian tahun perjalanan baru dikatakan sukses. Sukses dalam artian apa yang Anda pikirkan (bisa materi, bisa ketenaran atau lainnya). Segala sesuatu punya harga yang pantas dan blogger mengedepankan kesabaran untuk harga yang tinggi.
Jika Anda mengerti ilmu ekonomi, ada salah satu yang selalu ditekankan oleh pakar ekonomi. Karena inflasi dan deflasi selalu berubah setiap saat, maka penting adanya untuk berinvestasi jangka panjang. Kita bisa membeli reksadana atau sekalian bermain saham untuk masalah ini. Tapi banyak juga yang memilih berinvestasi disektor properti atau emas. Apapun jenis investasi yang kita pilih, resikonya selalu menyertai. Salah satu cara berinvestasi adalah dengan jangan waktu yang panjang. Kalau hanya setahun dua tahun, maka peningkatan nilainya hanya beberapa persen, beda halnya dengan waktu semisal satu dekade. Nilanya bisa berpuluh-puluh kali lipat.

Dalam Dunia Blog, Hal Ini Juga Dibutuhkan.
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 270 juta orang dan diprediksi 30 tahun kemudian akan tumbuh dua kali lipat, adalah pasar yang menjanjikan. Semakin maju peradaban, maka semakin konpleks permasalahan. Ketergantungan akan teknologi pun tak bisa dihindari. Kedepannya, orang-orang akan menemukan cara memudahkan hari-harinya. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah blog. Tulisan atas segala permasalahan bisa didapatkan melalui blog. Media mainstream mungkin akan berpikir dua kali untuk mengambil tema yang terlihat lebih teknis. Karena hal teknis lebih banyak ditulis oleh blogger. Inilah salah satu yang bisa kita jadikan sebagai investasi jangka panjang. Bedanya berinvestasi di blog dengan investasi emas atau reksadana adalah keaktifan. Investasi blog tidak hanya dinilai dari banyaknya blog baru yang dibuat, tapi banyaknya blog yang dibuat lalu dibesarkan. Blog yang tidak terurus lambat laun akan hilang ditelan jaman. Salah satu cara untuk merawatnya adalah mengisinya dengan konten-konten.
Pesan Saya, Mulailah Dengan Konten Yang Bermanfaat Dan Positif. Karena Apa Yang Anda Tuliskan Akan Menjadi Viral Di Masyarakat. Anda Pasti Tak Ingin, Dua Puluh Tahun Kemudian, Keturunan Anda Menemukan Tulisan Yang Negatif Sehingga Mempengaruhi Kepribadian Mereka.
Jika Tak Ingin Itu Terjadi, Maka Mulailah Berpikir Positif Dan Menyebar Hal-Hal Yang Berbau Positif.

SILAKAN BAGIKAN, JIKA ARTIKEL INI BERMANFAAT !!! TERIMA KASIH