Seseorang pernah
bertanya kepada saya, "Apa yang kamu siapkan untuk masa depan ?",
pertanyaan ini tentu saja tidak semudah menjawab satu tambah satu dalam dunia
matematika. Kemajuan teknologi telah melahirkan generasi social native yang mau
tak mau akan menguasai peradaban. Sebagai generasi yang hidup dimasa transisi,
tentu kita tak ingin kehilangan kesempatan dalam carut marut kehidupan.
Pertanyaannya, apakah kita mau
terlibat dalam perubahan atau sekedar jadi penonton dalam proses perubahan ? Dalam pertanyaan ini, saya menjawab jadi pelaku perubahan yang tentu akan memberi andil (terlepas dari besar kecilnya). Andil ini saya fokuskan dalam bentuk yang positif. Seperti ilmu sebab akibat, ada yang baik pun ada yang jahat. Pilihan ini ada ditangan siapa pemilik peran masing-masing. Saya tidak punya pendidikan yang tinggi, apalagi bergelar magister, doktor apalagi profesor. Sarjana pun harus diraih dengan kuliah yang tak sebentar. Butuh waktu delapan tahun dengan dua universitas berbeda hingga akhirnya nama terakhir berlabel sarjana. Itupun tak pernah saya banggakan (karena memang tak bisa dibanggakan).
terlibat dalam perubahan atau sekedar jadi penonton dalam proses perubahan ? Dalam pertanyaan ini, saya menjawab jadi pelaku perubahan yang tentu akan memberi andil (terlepas dari besar kecilnya). Andil ini saya fokuskan dalam bentuk yang positif. Seperti ilmu sebab akibat, ada yang baik pun ada yang jahat. Pilihan ini ada ditangan siapa pemilik peran masing-masing. Saya tidak punya pendidikan yang tinggi, apalagi bergelar magister, doktor apalagi profesor. Sarjana pun harus diraih dengan kuliah yang tak sebentar. Butuh waktu delapan tahun dengan dua universitas berbeda hingga akhirnya nama terakhir berlabel sarjana. Itupun tak pernah saya banggakan (karena memang tak bisa dibanggakan).
Mungkin Ada Yang Bertanya, Mengapa Tulisan Ini Dibuat ?
Ini bukanlah
curahan hati saya atas kejamnya kehidupan. Tapi tulisan ini saya buat sebagai
refleksi atas pilihan hidup menjadi seorang blogger. Harapannya bisa menjadi
pelajaran buat saya sendiri dan buat orang lain (jika ingin dimaknai). Saya
masih sering bertemu banyak orang diluar sana yang meragukan profesi blogger.
Mereka, apalagi yang sudah bekerja (jadi PNS atau pegawai swasta) selalu
menganggap diri sosok yang paling ideal. Setiap hari ke tempat kerja dan malamnya
pulang dengan segala penat. Mungkin saja mereka benar. Kehidupan sosial kita
telah membentuk watak atas pekerjaan ideal di masa depan. Di lingkungan tempat
saya tinggal, menjadi PNS atau Polisi adalah strata teratas dari daftar
pekerjaan paling menjanjikan. Salah satu alasannya, karena kedua pekerjaan ini
menjanjikan masa depan yang baik, ada gaji bulanan dan dana pensiunan. Seorang
keluarga yang anaknya menjadi PNS atau Polisi akan menjadi terpandang di
masyarakat. Tidak peduli ada berapa puluh atau ratus juta uang yang dihabiskan
untuk mendapatkan jabatan tersebut. Tapi toh, ketabuan ini telah menjadi
rahasia bersama yang terus dibanggakan orang-orang. Dan sialnya, seakan diluar
sana tidak ada pilihan lain sebagai profesi. Padahal, sekali lagi saya katakan,
saat ini telah lahir generasi social native. Dimana pilihan profesi juga sudah
semakin banyak, salah satunya menjadi blogger.
Mengapa Harus Menjadi Blogger ?
Pyra Labs di tahun
1999 mungkin tidak akan menyangka apa yang mereka ciptakan akan menjadi viral
dimana-mana. Blog telah bertransformasi dari bentuk paling personal dalam hidup
seseorang menjadi hal yang paling menjanjikan. Ini telah banyak dibuktikan oleh
orang-orang. Salah satunya adalah Michael Arrington, si pendiri TechCrunch. Mungkin
Michael Arrington memulai blog dengan layanan berbayar. Jangan berpikir hanya
mereka yang menggunakan blog berbayar yang bisa meraih kesuksesan. Ada satu
perempuan asal Nigeria yang merubah pandangan blogger dihampir seluruh dunia
atas blogger gratisan. Dialah Linda Ikeji yang meraup untung sangat besar dari
blogspot.
Blogger sukses asal
Indonesia juga telah banyak. Hanya saja, blogger kita masih malu-malu
mengungkapkan penghasilannya. Entah karena takut kena pajak atau ada alasan
lain. Sejauh yang saya tau, belum ada blogger yang secara terang-terangan
menyebut penghasilannya dari blog. Adapun yang ada hanya orangnya tanpa
menyebut blog sumbernya mendapat penghasilan. Jika kesuksesan itu dinilai dari
materi, maka masih sangat jauh untuk dikatakan sukses. Dari segi trafik, itupun
masih sangat jauh. Tapi jika sukses dinilai dalam segi manfaat, saya sendiri
bisa berbesar hati, walaupun kecil telah mampu memberi manfaat
buat orang lain. Kalau belum berpenghasilan tinggi, lalu mengapa tetap menjadi
blogger ?
Jika tujuannya
adalah uang, maka sejak awal saya sudah gagal. Saya mengenal blog sejak 2012.
Sempat terhenti karena satu dan lain hal, namun aktif kembali kemudian menciptakan
sebagai sarana baru untuk menyimpan pengetahuan. Bagi saya blog bukan sekedar
sumber penghasilan. Blog adalah catatan ilmu yang bisa dimanfaatkan oleh banyak
orang. Saya sadar, daya ingat saya cukup lemah, sehingga salah satu caranya
agar pengetahuan itu tetap terjaga adalah dengan menuliskannya. Selain membantu
saya mengingat hal-hal, tentu dengan tulisan ini banyak orang juga turut
terbantu (harapnya). Menjadi blogger itu pekerjaan yang sabar. Setahun dua
tahun barulah awal dari sekian tahun perjalanan baru dikatakan sukses. Sukses
dalam artian apa yang Anda pikirkan (bisa materi, bisa ketenaran atau lainnya).
Segala sesuatu punya harga yang pantas dan blogger mengedepankan kesabaran
untuk harga yang tinggi.
Jika Anda mengerti
ilmu ekonomi, ada salah satu yang selalu ditekankan oleh pakar ekonomi. Karena
inflasi dan deflasi selalu berubah setiap saat, maka penting adanya untuk
berinvestasi jangka panjang. Kita bisa membeli reksadana atau sekalian bermain
saham untuk masalah ini. Tapi banyak juga yang memilih berinvestasi disektor
properti atau emas. Apapun jenis
investasi yang kita pilih, resikonya selalu menyertai. Salah satu cara
berinvestasi adalah dengan jangan waktu yang panjang. Kalau hanya setahun dua
tahun, maka peningkatan nilainya hanya beberapa persen, beda halnya dengan
waktu semisal satu dekade. Nilanya bisa berpuluh-puluh kali lipat.
Dalam Dunia Blog, Hal Ini Juga Dibutuhkan.
Dengan jumlah
penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 270 juta orang dan diprediksi 30
tahun kemudian akan tumbuh dua kali lipat, adalah pasar yang menjanjikan.
Semakin maju peradaban, maka semakin konpleks permasalahan. Ketergantungan akan
teknologi pun tak bisa dihindari. Kedepannya, orang-orang akan menemukan cara
memudahkan hari-harinya. Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah blog.
Tulisan atas segala permasalahan bisa didapatkan melalui blog. Media mainstream
mungkin akan berpikir dua kali untuk mengambil tema yang terlihat lebih teknis.
Karena hal teknis lebih banyak ditulis oleh blogger. Inilah salah satu yang
bisa kita jadikan sebagai investasi jangka panjang. Bedanya berinvestasi di
blog dengan investasi emas atau reksadana adalah keaktifan. Investasi blog
tidak hanya dinilai dari banyaknya blog baru yang dibuat, tapi banyaknya blog
yang dibuat lalu dibesarkan. Blog yang tidak terurus lambat laun akan hilang
ditelan jaman. Salah satu cara untuk merawatnya adalah mengisinya dengan
konten-konten.
Pesan Saya, Mulailah Dengan Konten Yang Bermanfaat Dan
Positif. Karena Apa Yang Anda Tuliskan Akan Menjadi Viral Di Masyarakat. Anda Pasti
Tak Ingin, Dua Puluh Tahun Kemudian, Keturunan Anda Menemukan Tulisan Yang
Negatif Sehingga Mempengaruhi Kepribadian Mereka.
Jika Tak Ingin Itu Terjadi, Maka
Mulailah Berpikir Positif Dan Menyebar Hal-Hal Yang Berbau Positif.
SILAKAN BAGIKAN, JIKA ARTIKEL INI BERMANFAAT !!!
TERIMA
KASIH