If we cannot now
end our differences, at least we can help make the world safe for diversity.
Jika kita tidak bisa mengakhiri perbedaan-perbedaan kita, paling
tidak kita dapat membantu dunia aman untuk keanekaragaman
(John F. Kennedy)
What we have to do…
is to find a way to celebrate our diversity and debate our differences without
fracturing our communities.
Apa yang harus dilakukan … adalah menemukan cara untuk merayakan
perbedaan dan mendiskusikan perbedaan tanpa memecah belah komunitas kita
Jagad
raya seisinya ciptaan Allah SWT ini memiliki pesona keanekaragaman yang luar
biasa. Sebagai sesama anggota tata surya, bumi tempat kita hidup jauh berbeda
dengan bulan dan matahari, dan anggota tata surya yang lain. Mereka semua juga
berbeda dengan bintang gemintang yang bertebaran dalam jagat raya. Meski
memiliki aspek kesamaan di atara warga tata surya itu, kita tidak akan mengelak
tentang pesona kemajemukan dan kemanfaatannya bagi kehidupan manusia
Mengingkari
keanekaragaman ciptaan Allah SWT tersebut sama artinya kita mengingkari semua
ciptaan Allah yang Maha Kuasa itu.
Ya,
kita juga mengetahui dengan pasti bahwa kita hidup hanya sekali. Salah satu
masalah yang terjadi dalam kehidupan adalah saikap dan perilaku kita dalam
menghadapi perbedaan-perbedaan itu. Padahal, perbedaan adalah menjadi bagian
yang tak terpisahkan dalam kehidupan ini. Masalah yang timbul dalam kehidupan
antara lain karena kita kurang cerdas menggunakan perbedaan sebagai modal untuk
membangun kekuatan dalam kehidupan. Beda pendapat itu pasti. Beda pendapatan
boleh jadi. Beda warna kulit itu bukan hanya teori. Cucu penulis yang kulitnya
lebih putih mengatakan kulit kakungnya dikatakan “gosong”, itu bisa terjadi
dalam keluarga sendiri, juga terjadi di negeri sendiri, bahkan juga terjadi di
tempat yang lain lagi.
Kalau
Barack Obama, yang nota bene adalah orang Amerika yang berkulit hitam, dapat
menjadi presiden Amerika Serikat yang sangat populer, kenapa kita harus
mempersoalkan warna kulit untuk membesar-besarkan perbedaan, ketimbang harus
menekankan pentingnya kesatuan? Sekali lagi, kita hidup hanya sekali, dan untuk
itu harus dapat menjunjung tinggi kebesaran Illahi, yang memang telah
menciptakan perbedaan sebagai rahmat yang harus kita syukuri.
Sejarah Telah Memberi Pelajaran
Sejarah
telah membuktikan kebenarannya bahwa untuk menjamin adanya kesatuan dan
persatuan bangsa, ternyata tidak cukup menjadikan rasa persatuan dan kesatuan
itu hanya sebagai janji suci berupa sumpah pemuda. Penjaminan adanya kesatuan
dan persatuan bangsa juga tidak cukup hanya dijadikan sebagai kata-kata
semboyan dalam lambang negara. Bahkan tidak cukup hanya menjadi sila-sila dasar
negara yang kebanyakan orang sering lupa menyebutkan urutan dan rumusan
kalimatnya. Bahkan secara bergurau P4 sebagai wahana sosialisasi dasar negara
juga malah dipelesetkan menjadi pergi pagi pulang petang, karena sulitnya
mencari sesuap nasi melalui kerja keras dalam pekerjaan.
Lalu,
harus bagaimana? Ya, kita memang tidak bisa melupakan begitu saja Sumpah
Pemuda. Kita juga perlu lambang Negara Bhinneka Tunggal Ika. Kita bahkan sangat
perlu dasar negara Pancasila, dan juga UUD 1945. Tetapi lebih dari itu semua,
kita masih lebih perlu lagi keteladanan pada pemimpin bangsa. Kita juga sangat
perlu kebijakan, program, dan kegiatan yang transparan dan berkeadilan. Kita
perlu melakukan perdamaian tanpa kekerasan, tetapi harus melalui pemahaman.
Lebih dari itu, kita memang perlu anti diskriminasi, dan sekaligus memberantas
perilaku korupsi, agar semua warga negara dapat dapat hidup di negara yang
besar, kuat, maju, dan sejahtera.
Bagaimana Sikap Kita Menghadapi Perbedaan ?
Pertama,
meyakini bahwa perbedaan adalah satu hakikat dan keniscayaan sebagai ramhat
Allah SWT. Percayalah bahwa perbedaan itu merupakan kenicayaan. Kita tercipta
sebagai laki-laku yang berbeda dengat perempuan, tetapi Allah telah menyatukan
dalam lembaga perkawinan yang agung. Oleh karena itu perbedaan memang merupakan
hakikat yang pasti terjadi. Artinya, kita harus meneripa takdir Allah bahwa
kita bisa jadi memang berbeda dengan tetangga, dengan sesama warga, dengan
teman sekerja, dengan sesama umat manusia, yang memang telah ditakdirkan penuh
dengan perbedaan dan kemajemukan. Perbedaan adalah rahmat dalam kehidupan kita
yang fana ini.
Kedua,
mencoba untuk memecahkan masalah perbedaan secara bijaksana, penuh pengertian,
saling harga menghargai, serta tanpa paksaan dan kekerasan. Orang bijak
mengatakan bahwa kita harus dapat menjadikan perbedaan sebagai modal untuk
dijadikan kekuatan. Oleh karena itu, kita harus bijak dalam bertindak, terbuka
dalam mengelola sesuatu yang berbeda.
Ketiga,
menghadapi perbedaan tidak cukup hanya dengan mendiamkan, atau bahkan dengan
menafikan keberadaannya, tetapi perlu dimusyawarahkan. Sesuai dengan nasihat
John F. Kennedy, maka ‘jika kita tidak bisa mengakhiri perbedaan-perbedaan
kita, paling tidak kita dapat membantu dunia aman untuk keanekaragaman”. Untuk
memahami perbedaan itu, kita memerlukan data dan informasi tentang apa yang
berbeda, bagaimana perbedaannya, dan mengapa hal itu telah berbeda. Data dan
informasi itu diperlukan untuk – kalau bisa – mendekatkan alasan mengapa terlah
terjadi perbedaan, untuk menyatukan perbedaan menjadi kesamaan. Di sini kita
memerlukan dialog, memerlukan musyawarah. Di sini kita memang perlu diskusi,
bahkan syah-syah saja untuk beradu argumentasi. Asal hal itu dilakukan dengan
penuh kesopanan, tidak menggebrak meja ketika menjelaskan fakta. Jika pada
akhirnya tidak terjadi kesepakatan, maka yang harus dilakukan adalah menerima
dengan tangan terbuka, dan menghargai perbedaan itu sebagaimana adanya.
Keempat,
menyikapi terjadinya perbedaan dengan melalui keteladanan, bukan hanya untuk
diri sendiri, tetapi teladan bagi orang lain. Khusus untuk para pemimpin,
keteladanan itu akan menjadi pedoman bagi semua orang. Sesungguhnya keteladanan
itu harus dibentuk dari diri sendiri, dari keluarga, dan kemudian menyebar
dalam kehidupan.
Kelima,
menyikapi adanya perbedaan dengan menetapkan kebijakan, program dan kegiatan
bersama yang dirumuskan secara demokratis, transparan, terbuka, dan akuntabel.
Perbedaan memang bukan sekedar masalah teori, tetapi lebih sebagai praktik yang
memerlukan penerapan dan implementasi secara adil dan dapat menghindari
kemungkinan timbulnya prasangka dan salah duga.
Demikianlah
lima sikap dan perilaku yang perlu dilaksanakan ketika sedang menghadapi segala
aspek tentang perbedaan dalam kehidupan. Mudah-mudahan tulisan singkat ini
bermanfaat bagi para pembaca dalam menghadapi dan memecahkan masalah yang
terkait dengan perbedaan. Aamiiiin.